BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Koronavirus atau coronavirus (istilah populernya:
virus korona, virus corona, atau virus Corona) adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocoronavirinae dalam
keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia
(termasuk manusia). Pada
manusia, koronavirus menyebabkan infeksi saluran
pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti SARS, MERS, dan COVID-19
sifatnya lebih mematikan. Manifestasi klinis yang muncul cukup beragam pada
spesies lain: pada ayam,
koronavirus menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas, sedangkan
pada sapi dan babi menyebabkan diare. Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk
mencegah atau mengobati infeksi koronavirus pada manusia.
Koronavirus
merupakan virus beramplop dengan genom RNA utas tunggal plus dan nukleokapsid
berbentuk heliks simetris. Jumlah genom koronavirus
berkisar antara 27–34 kilo pasangan basa,
terbesar di antara virus RNA yang diketahui. Nama koronavirus berasal dari bahasa Latin corona
yang artinya mahkota, yang mengacu pada tampilan partikel virus (virion):
mereka memiliki pinggiran yang mengingatkan pada mahkota atau korona matahari.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam
penulisan makalah ini penulis merumuskan masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut :
- Apa yang melatar belakang adanya virus corona?
- Bagaimana cara penyebaran virus corona?
- Cara pencegahan virus corona?
- Bagaimana pandangan Islam tentang virus corona?
1.3
Maksud dan Tujuan
Selain
untuk memenuhi salah satu pada mata pelajaran Al-Quran Hadits, penyusun juga
mengharapkan semoga dengan adanya makalah ini khususnya penyusun sendiri,
umumnya para pembaca dapat :
- Mengetahui latar belakang adanya virus corona
- Mengetahui cara penyebaran virus corona
- Melakukan pencegahan virus corona
- Mengetahui bagaimana pandangan Islam tentang virus corona
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Adanya Virus Corona
Latar
belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau
radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan
dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang,
termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis
tikus.
Kasus
infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan
tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain
yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak
asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu
menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan
MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona
bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama
mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih
parah dan gagal organ.
Virus
Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada hewan
ataupun pada manusia. Di indonesia, masih melawan virus Corona hingga saat ini,
begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah
dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit yang meninggal. Usaha
penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19 dengan gejala
mirip flu.
Latar
belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau
radang paru-paru. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan
yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa
dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar
belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik.
Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga
mengakibatkan infeksi lebih parah.
Gejala
awal virus Corona yaitu:
1. Batuk
2. Letih
3. Sesak
nafas dan tidak enak badan
Di
indonesia jumlah kasus virus corona yang terkomfirmasi adalah 369. Yang sedang
dalam masa perawtan sebanyak 320 orang 86,721% dari yang terkonfirmasi.
Seseorang yang dinyatakan sembuh 17 orang dari 4,607 yang terkonfirmasi. Dan
yang di nyatakan meninggal dunia 32 orang dari 8,672 yang terkonfirmasi.
Di
daerah DKI Jakarta yang terkonfirmasi sebanyak 215 orang, sembuh 14 orang dan
18 orang lainnya meninggal dunia. Jawa barat terkonfirmasi 41 orang terjangkit,
1 orang di nyatakan sembuh dan 7 meninggal dunia. Dan masih banyak lagi
daerah-daerah yang terjangkit virus Corona.
2.2 Cara Penyebaran Virus Corona
Wabah virus corona COVID-19
kini sudah menyebar ke beberapa wilayah di tanah air. Total kasus positif
corona di Indonesia sampai hari ini, Senin (23/3/2020) sudah ada 514 orang.
Lantas bagaimana cara penyebaran virus corona?
Menurut
World Health Organization (WHO), COVID-19 menular melalui orang yang telah
terinfeksi virus corona. Penyakit dapat dengan mudah menyebar melalui tetesan
kecil dari hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin
atau batuk.
Tetesan
itu kemudian mendarat di sebuah benda atau permukaan yang lalu disentuh dan
orang sehat tersebut menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Cara penyebaran
Virus corona ketika tetesan kecil itu dihirup oleh
seseorang ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona.
"Itu
sebabnya penting untuk menjaga jarak 1 meter lebih dari orang yang sakit.
Hingga kini belum ada penelitian yang menyatakan virus corona COVID-19 bisa
menular melalui udara," jelas WHO seperti dikutip dari situsnya, Senin
(23/3/2020).
WHO
menambahkan gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk
kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat,
pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini bersifat ringan dan
terjadi secara bertahap.
Namun,
beberapa orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tak
merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang (sekitar 80%) pulih dari penyakit
tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang mendapatkan
COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.
Orang
yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis seperti tekanan darah
tinggi, masalah jantung atau diabetes, lebih mungkin terkena penyakit serius.
Orang dengan demam, batuk dan kesulitan bernapas harus mendapat perhatian
medis.
Keganasan
virus corona sendiri sudah memakan korban di Indonesia sebanyak 48 orang,
kemudian ada 29 orang yang sembuh, serta 437 orang lainnya masih dirawat hingga
hari ini.
2.3 Pencegahan Virus Corona
Saat ini
para ilmuwan di seluruh dunia tengah berlomba untuk menciptakan vaksin untuk
sebagai alat penyembuhan virus corona. China sendiri saat ini telah memberikan
batasan perjalanan baik dari atau menuju wilayah Wuhan.
Selain
itu, banyak maskapai penerbangan Internasioal yang akhirnya menutup akses
penerbangan mereka ke China.
Bahkan
beberapa negara telah menutup akses masuk bagi warga China dan mengevakuasi
warga mereka yang berada di Wuhan.
2.3.1
Bagaimana Cara Terhindar Dari Virus Corona?
Mendengar
berita bahwa corona sudah menyerang berbagai negara tidak terkecuali Indonesia
memang kerap membuat panik.
Namun
jangan khawatir, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa virus ini
terbilang memiliki tingkat kematian yang cenderung rendah jika dibandingkan
dengan SARS dan MERS.
Jika
dilihat dari ArcGIS Online yang
mendeteksi penyebaran virus corona secara real time, diusung oleh John Hopkins
University, saat ini terdapat 50.682 pasien corona yang sudah sembuh dari total
93.129 pasien yang terjangkit virus ini.
2.3.2
Sebelum kita masuk ke langkah-langkah pencegahan virus corona,
terdapat hal yang perlu kamu ketahui mengenai penyebaran virus corona:
1. Penyebaran
virus corona bukan melalui udara, namun menular melalui tetesan cairan yang
keluar saat seseorang yang terinfeksi virus tersebut batuk dan bersin.
Seseorang baru akan tertular saat menyentuh tetesan tersebut.
Menteri
Kesehatan Singapura, Gan im Yong mengatakan bahwa bukti yang telah terjadi di
Singapura menunjukkan bahwa sebagian besar virus terjadi melalui tetesan.
Artinya,
virus ini dibawa dalam tetesan yang berasal dari orang yang terinfeksi, ketika
batuk dan bersin.
Jika
tetesan ini bersentuhan dengan mata, hidung, atau mulut seseorang secara
langsung atau tidak langsung melalui tangan yang yang telah kontak dengan orang
yang terinfeksi, maka orang tersebut bisa tertular.
Gan Kim
Yong kembali menjelaskan bahwa hasil medis saat ini adalah virus corona memang
lebih mudah menular tetapi tidak semematikan SARS.
2. Ketika
kamu melihat orang di sekitarmu batuk atau bersin, kamu bisa menjaga jarak dari
mereka. Jarak 0.5m-2m bisa menjagamu tetap aman dari jangkauan partikel virus.
3. Kamu juga bisa mengambil langkah dalam penyebaran virus corona,
yaitu dengan memberikan masker untuk mereka yang sedang batuk atau bersin.
Dengan begitu, kamu turut melindungi orang-orang sekitar dari penyebaran virus.
4. Jika kamu tidak memiliki kepentingan yang mengharuskan kamu
bertemu orang banyak, ada baiknya untuk kamu hindari keramaian terlebih dahulu.
Karena
kamu tidak akan tahu siapa saja yang kemungkinan sedang sakit. Bisa jadi orang
yang mau jumpai di transportasi umum dan kelihatannya baik-baik saja sebenarnya
sudah terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala apapun.
5. Karena penyebaran virus corona melalu tetesan, maka sebisa
mungkin tingkatkan lagi kebersihanmu pada barang-barang, seperti kenop pintu,
pulpen, mouse, tisu, sendok, perangkat digital dan barang umum lainnya.
6. Virus corona dapat menempel pada permukaan benda lebih dari 24
jam, maka cara yang efektif untuk membasminya adalah dengan mencucinya
menggunakan sabun.
Oleh
karena itu, ada baiknya kamu mengikuti langkah-langkah berikut ini agar
terhindar dari virus tersebut:
·
Usahakan untuk tidak menyentuh wajahmu. Jika
memang harus, cucilah tangamu terlebih dahulu dengan sabun secara menyeluruh.
·
Mencuci tangan menyeluruh, berarti: cucilah
bagian belakang telapak, sela-sela jari, dan bagian bawah kuku selama 20 detik.
·
Buanglah masker jika terasa kotor, jangan
menggunakan masker lebih dari satu kali. Karena bakteri dapat berkembang biak
di dalam maskermu jika dipakai terlalu lama.
·
Jangan pernah menyentuh bagian luar masker,
jika tidak sengaja menyentuh langsung cuci tangamu kembali dengan sabun.
·
Jangan berbagi peralatan makanan atau handuk.
·
Jika bisa, usahakan menyentuh fasilitas umum
seperti tombol lift, membuka/menutup pintu menggunakan siku atau bahumu.
·
Yang terpenting adalah selalu mencuci tangamu
dengan sabun, baik sebelum makan mau pun setelah pergi ke tempat umum.
2.4 Pandangan Islam Tentang Virus Corona
SAAT
ini, pandemi virus corona atau popular disebut COVID-19 sedang melanda dunia,
tak terkecuali Indonesia. Ketika saya menulis artikel ini (22/3/2020), sudah
terdapat 318.979 orang yang mengidap virus corona.
Di
Indonesia sendiri, terdapat 514 kasus dengan tingkat kematian sebesar 48 orang.
Angka ini tentu akan bertambah setiap harinya.
Ulama
dan kaum Muslimin pun tidak tinggal diam. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
mengeluarkan larangan shalat berjamaah bagi umat Islam di tengah pandemi
COVID-19.
Larangan
ini termaktub dalam Fatwa Nomor 14 Tahun 2020. Fatwa MUI ini pun selaras dengan
pandangan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Kementerian Agama Republik
Indonesia. Dengan demikian, tulisan singkat ini berangkat dari renungan saya
sebagai seorang Muslim yang selaras pula dengan jumhur ulama.
Islam
memiliki pandangannya tersendiri tentang pandemi, relasi sosial antara sesama
manusia, dan penggunaan akal manusia sebagai khalifatullah fil ardhi. Artikel
ini akan membahas ketiga isu tersebut secara singkat, dan saya harap kita dapat
sama-sama bertafakur, bertadabur, dan mengambil hikmah dari pandemi yang sedang
kita hadapi.
Pertama,
sejarah Islam menunjukkan bahwa kita tak seharusnya menganggap remeh pandemi
dan epidemi. Hal ini dicontohkan pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin
Khattab radhiyallahu ‘anhu, khususnya ketika wabah penyakit tha’un sedang
terjadi sedang terjadi di Syam.
Umar bin
Khattab melakukan diskusi dengan para sahabat, sehingga akhirnya Amr bin Ash
mengeluarkan gagasan mengenai karantina berbasis kota. Dengan seizin Allah SWT,
karantina berbasis kota ini ampuh untuk meredam wabah penyakit tha’un.
Sikap
Umar bin Khattab dan Amr bin Ash dalam menanggapi wabah penyakit menunjukkan
bahwa umat Islam haruslah strategis dalam mengambil tindakan. Dengan demikian,
Islam tidak mengajarkan kita untuk berserah diri pada nasib mengenai sehat dan
sakit, namun berikhtiar semampu kita dan berdo’a untuk memohon perlindungan
Allah SWT dari pandemi. Hal ini selaras pula dengan sabda Rasulullah ﷺ :
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ
ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ
بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا
تَفِرُّوا مِنْهُ
Rasulullah
ﷺ bersabda: “Tha’un (wabah penyakit
menular) adalah suatu peringatan dari Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya dari
kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu
negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di
negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR Bukhari dan
Muslim dari Usamah bin Zaid).
Kedua,
Islam mengajarkan kita bahwa kita harus berbuat baik pada sesama manusia. Allah
SWT berfirman
dalam surat Ali Imran ayat 112 bahwa manusia harus senantiasa berpegang kepada
tali Allah dan tali dengan manusia agar kita tidak diliputi kehinaan di mana
saja kita berada:
ضُرِبَتْ
عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ
وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ
الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ
وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ
يَعْتَدُونَ
“Mereka
diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang
kepada tali (agama) Allah SWT dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka
kembali mendapat kemurkaan dari Allah SWT dan mereka diliputi kerendahan. Yang
demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah SWT dan membunuh Para
Nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui
batas.” (QS. Ali Imran: 112)
Pada
masa pandemi yang kita hadapi saat ini, salah satu bentuk dalam menerapkan
nilai-nilai hablum minannas ialah dengan mencegah terjadinya penyebaran
penyakit pada orang lain. Sebagaimana dinyatakan oleh para pakar kesehatan,
mengurangi interaksi dan berdiam diri di rumah adalah sebagian dari tindakan
yang dapat kita lakukan. Hal ini menjadi penting agar
Sebagaimana
dinyatakan oleh para pakar kesehatan, terdapat sejumlah orang yang sangat
rentan pada penularan virus korona: orang-orang lansia, orang-orang dengan
masalah pada sistem kekebalan tubuh mereka (imunokompromis), dan
orang-orang yang memiliki penyakit bawaan yang menjadikan mereka kian rentan
pada penularan virus. Kita bisa saja merasa sehat wal’afiat. Kita pun bisa saja
berpikir bahwa “COVID-19 ini tak ubahnya penyakit pilek dan flu.”
Akan
tetapi, kita harus senantiasa mengingat bahwa bisa jadi kita tidak begitu
rentan pada penyakit ini. Kita bisa saja terjangkit virus corona, tidak
menyadarinya karena tidak mengalami gejala yang signifikan, dan menulari
penyakit ini pada orang lain yang lebih rentan ketimbang kita.
Di
titik ini, saya ingin mengajak para pembaca untuk merenungkan tindakan apa yang
Rasulullah ﷺ akan lakukan dalam situasi seperti pandemi
COVID-19. Nabi Muhammad ﷺ sendiri bersabda: “Tidak
termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda dan tidak
menghormati orang yang lebih tua.” (Riwayat at-Tirmidzi).
Dengan
mengacu pada Sunnah tersebut, kita dapat melihat bahwa Islam mengajarkan kita
untuk selalu menyayangi dan menghormati orang lain.
Pada
konteks pandemi COVID-19 yang menjadikan “orang yang lebih tua” semakin rentan
pada dampak negatif dari penularan virus corona, menghormati mereka dapat
dimaknai pula sebagai menjaga kesehatan orang-orang yang lebih tua daripada
kita.
Godaan
untuk keluar rumah tentu besar. Kita bisa saja berpikir bahwa memakmurkan
masjid adalah hal yang baik untuk dilakukan meski pandemi sedang terjadi. Akan
tetapi, penyebaran virus justru dapat terjadi pada tempat-tempat yang ramai
dipadati oleh orang-orang, dan rumah Allah pun tidak menjadi pengecualian.
Pada
masa pandemi seperti yang sedang kita alami ini, ukhuwah kita justru diuji oleh
Allah. Apakah kita akan tetap memaksakan diri keluar rumah dan berkerumun, atau
kita hendak mengecilkan ego dan berpikir tentang orang lain di sekitar kita?
Ketiga,
kita harus senantiasa mengingat bahwa Allah SWT memberikan akal dan pikiran
bagi manusia sebagai khalifatullah fil ardhi. Dengan demikian, kita
seyogyanya menggunakan akal pikiran kita sebaik-baiknya agar kita tidak
menyia-nyiakan pemberian Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
إِنَّ فِى
خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ
ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ
مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ
فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ
بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.” (QS: al-Baqarah: 164).
Ayat
di atas menunjukkan bahwa Islam dan nalar tidak berseberangan satu sama lain.
Alih-alih memerintahkan kita untuk menihilkan akal, Allah SWT justru senantiasa
mengingatkan kita untuk membaca tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah dengan
menjadi kaum yang berpikir.
Fenomena
alam yang terjadi di sekitar kita (termasuk keberadaan virus dan pandemi)
merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang harus kita pahami, renungkan, dan
kita atasi bersama-sama.
Pada
konteks pandemi yang sedang kita hadapi saat ini, menggunakan akal sebaik-baiknya
berarti memikirkan langkah terbaik bagi diri kita dan orang-orang di sekitar
kita. Mencegah penularan virus dengan berdiam diri di rumah, menegakkan ibadah
di rumah, dan menyebarkan informasi yang benar dan akurat ialah sejumlah cara
yang dapat kita laksanakan untuk tidak menyia-nyiakan akal pikiran yang
diberikan oleh Allah SWT.
Pada
akhirnya, sehat dan sakit ialah kuasa Allah. Kehidupan dan kematian bagi setiap
manusia pun telah terpatri di lauhul mahfudz. Akan tetapi, kita harus
senantiasa mengingat bahwa Islam mengajarkan kita untuk mengiringi doa dan
tawakkal dengan usaha dan ikhtiar.
Mengambil
langkah strategis terkait pencegahan penularan virus corona dengan rutin
mencuci tangan, mengurangi aktivitas di luar rumah, dan melakukan isolasi diri
ketika sakit merupakan cara yang dapat kita lakukan untuk memuliakan dan
mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Kita
juga harus mengingat bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan
kebaikan pada sesama manusia, dan kita memiliki tanggung jawab untuk
menyebarkan gagasan tentang pencegahan penularan virus corona pada orang-orang
di sekitar kita. Semoga kita dapat senantiasa sehat dan menjadi kaum yang
berpikir. Wallahu a’lam bis-shawab.*
BAB III
KESIMPULAN
Pada masa Rasulullah dan sahabat, umat Islam juga pernah
menghadapi serangan wabah penyakit. Cara Nabi Muhammad dan para sahabat dalam
menghadapi wabah penyakit banyak diterapkan di zaman modern, termasuk untuk
menghadapi pandemi virus corona atau COVID-19.
Sebut saja, anjuran menjaga kebersihan dengan sering mencuci
tangan juga metode karantina yang saat ini populer dengan istilah lockdown. Dan
tentu saja berdoa kepada Allah SWT.
Berikut beberapa mekanisme pencegahan wabah penyakit dalam
Islam yang bisa diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19,
Hadits
yang ditulis berdasarkan perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW, telah
menyarankan umat Islam rajin cuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas. Ilmu
pengetahuan membuktikan, cuci tangan pakai sabun adalah cara efektif mencegah
infeksi virus corona atau
COVID-19.
Berikut
haditsnya,
A. Hadits yang dinarasikan Salman
عَنْ
سَلْمَانَ، قَالَ قَرَأْتُ فِي التَّوْرَاةِ أَنَّ بَرَكَةَ الطَّعَامِ الْوُضُوءُ
بَعْدَهُ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا
قَرَأْتُ فِي التَّوْرَاةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم "
بَرَكَةُ الطَّعَامِ الْوُضُوءُ قَبْلَهُ وَالْوُضُوءُ بَعْدَهُ "
Artinya:
Dinarasikan Salman: Saya membaca di Taurat, berkah makanan ada di wudhu setelah
menyantapnya. Lalu aku mengatakannya pada Nabi Muhammad SAW yang aku baca di
Taurat. Setelah itu Rasulullah SAW mengatakan, "Berkah pada makanan ada di
dalam wudhu sebelum dan setelah menyantap hidangan." (HR Tirmidzi).
Wudhu
yang bertujuan mensucikan diri sebelum sholat, diawali cuci tangan sebelum
membersihkan bagian tubuh yang lain. Hadits ini memang punya peringkat da'if
atau darussalam, bukan shahih yang merupakan derajat tertinggi. Namun dengan
kondisi saat ini, tak ada salahnya rajin cuci tangan sebelum atau setelah
beraktivitas. Apalagi manfaat cuci tangan
telah terbukti dalam berbagai riset ilmu pengetahuan.
B. Hadits yang dinarasikan Abu Huraira
عَنْ
جَابِرٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله
عليه وسلم قَالَ " إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْرِغْ عَلَى
يَدِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ قَبْلَ أَنْ يُدْخِلَ يَدَهُ فِي إِنَائِهِ فَإِنَّهُ لاَ
يَدْرِي فِيمَ بَاتَتْ يَدُهُ " .
Artinya:
Rasulullah SAW mengatakan, "Ketika kamu bangun tidur, dia seharusnya cuci
tangan tiga kali sebelum beraktivitas karena dia tidak tahu kondisi tangannya
saat malam hari." (HR Muslim).
Hadits
berderajat shahih ini kembali mengingatkan pentingnya cuci tangan sebelum
melakukan aktivitas. Cuci tangan memastikan tidak ada virus dan bakteri yang
berisiko menginfeksi tubuh.
2. Lockdown
Kebijakan
lockdown ternyata sempat dilaksanakan di masa Rasulullah SAW saat muslim
mengahadapi serangan wabah. Beberapa wabah yang sempat terjadi misal kusta dan
diare, bukan virus corona atau COVID-19 seperti yang
menyerang sekarang. Lockdown telah ditulis dalam hadits.
Berikut
haditsnya
A. Dilarang masuk atau keluar kota dengan wabah
فَإِذَا
سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ، فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ،
وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا، فِرَارًا مِنْهُ
Artinya:
"Jika kalian mendengar tentang thoún di suatu tempat maka janganlah
mendatanginya, dan jika mewabah di suatu tempat sementara kalian berada di situ
maka janganlah keluar karena lari dari thoún tersebut." (HR Bukhari).
Hadits
ini dinarasikan Usama bin Zaid dengan derajat yang shahih. Thoun adalah wabah
yang mengakibatkan penduduk sakit dan berisiko menular, jika penduduk kota
tersebut terus mobile.
B. Hikmah bagi muslim yang tidak kabur wilayah dengan wabah
قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ
لِكُلِّ مُسْلِمٍ "
Artinya:
"Rasulullah SAW mengatakan, kematian akibat wabah adalah syahid bagi tiap
muslim." (HR Bukhari)
Hadits
ini dinarasikan Anas bin Malik dengan derajat yang shahih. Dengan tetap berada
di wilayahnya, seorang muslim menekan risiko penularan pada orang lain.
3. Sholat dengan Masker
Ibadah
tentunya jangan sampai tidak dilakukan meski dalam serangan wabah, apalagi
untuk sholat wajib. Dalam fatwanya MUI telah menyatakan, Sholat Jumat yang
biasanya dilakukan berjamaah bisa diganti dengan sholat dzuhur di rumah
masing-masing. Peraturan ini bertujuan menekan risiko penularan virus corona
atau COVID-19 jika berada di kerumunan orang.
Terkait
pandemi virus corona atau COVID-19 yang terjadi sekarang, penggunaan masker
menjadi senjata utama mencegah infeksi. Mungkinkah sholat menggunakan masker
dalam kondisi seperti saat ini?
"Bisa,"
kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI atau Majelis Ulama Indonesia DR HM Asrorun
Ni'am Sholeh MA dalam pesan pendek yang diterima detikcom.
Hukum
sholat dengan daerah sekitar mulut dan hidung tertutup sebetulnya makruh
berdasarkan empat mahdzab.
Di
Indonesia saat ini ada mahdzab Syafii, Maliki, Hambali, dan Hanafi. Ketetapan
ini tentunya bisa berubah sesuai dengan kondisi infeksi virus corona yang dihadapi
muslim.